Ungkapanini bernilai pula untuk memahami hubungan antara hukum islam dengan masyarakat islam. Hal ini menunjukkan nilai-nilai ajaran Islam disamping kearifan lokal dan hukum adat memiliki akar kuat untuk tampil menawarkan konsep hukum dengan nilai-nilai yang lebih universal, yakni berlaku dan diterima oleh siapa saja serta di mana sajaRekomendasi jawaban terbaik dari pertanyaan Anda yang diulas oleh di bawah iniJawabanHubungan antara kearifan lokal dengan kondisi geografis lingkungan yaitu kearifan lokal terbentuk karena keunggulan keadaaan geografis suatu wilayah sehingga dapat tercipta kearifan lokal pada daerah Hallo teman- teman BrainlyLovers!!! pada waktu luang kali ini kita bersama- sama akan mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran sekolah menengah atas mata pelajaran sosiologi. Semangat belajar yaa teman- teman semoga sukses!!!kearifan lokal merupakan sebuah produk kebudayaan sejak masa lalu yang pantas secara berkesinambungan dijadikan pegangan hidup. Walaupun bernilai lokal namun nilai yang terdapat pada kearifan lokal sudah dianggap sangan universal. Kearifan lokal ialah perilaku positif masyarakat dalam berhubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya yang dapat bersumber dari adat istiadat, nilai- nilai agama, petuah nenek moyang ataupun budaya setempat yang sudah terbentuk secara alamiah pada suatu komunitas masyarakat untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hubungan antara kearifan lokal dengan kondisi geografis lingkungan yaitu kearifan lokal terbentuk karena keunggulan keadaaan geografis suatu wilayah sehingga dapat tercipta kearifan lokal pada daerah lebih lanjut Adik-adik semua masih kepingin belajar materi sosiologi kan? Yuk adik-adik cek link di bawah ini yaa!!! Semoga dapat membantu adik-adik dalam belajar dan semoga membantu pengendalian sosial pada saat terdapat demostrasi dengan cara pada link berikut kebudayaan yang berpengaruh terhadap kebudayaan pada link berikut dari koersi, mediasi, kompromi pada link berikut jawaban Kelas 11Mapel sosiologiBab kebudayaan dan multikulturalismeKode kunci kearifan lokal, kondisi geografis, kebudayaanIowaJournalist Indonesia PastiBisa PintarBelajar DuniaBelajar Pendidikan Sekolah AyoBelajar TanyaJawab AyoMembaca AyoPintar KitaBisa DuniaPendidikan IndonesiaMajuSekian informasi yang dapat rangkumkan perihal tanya-jawab yang telah kalian ajukan dan cari. Jika kalian membutuhkan Info lainnya, silahkan pilih kategori rangkuman di atas bisa bermanfaat untuk teman-teman semua dalam mencari jawaban. seperti(1 ) matapencaharian masyarakat dari sektor kelautan; (2 ) kearifan lokal yang berkenaan dengan kelautan, dan (3 ) kebudayaan yang terbuka bagi unsur luar. kata kunci: budaya pesisir,Batu Belah Batu Bertangkup, dan antropologi sastra SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 13 Nomor 2 Edisi Desember 2016 (153—163) Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Indonesia merupakan negara yang majemuk atau multikultural, yang mana kemajemukan itu ada yang horizontal dan vertikal Kemajemukan horizontal berkaitan erat dengan kondisi kesatuan sosial yang mengacu pada perbedaan agama, ras, suku, adat-istiadat, maupun budaya. Sedangkan kemajemukan vertikal mengacu pada kondisi struktur dari masyarakat yang mengacu pada kondisi ekonomi, politis, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Kemajemukan Indonesia yang berasal dari kesatuan sosial maupun struktur masyarakat tidak bisa dihindari dan dihegemoni oleh siapapun. Terlepas dari hal itu, kemajemukan yang ada bisa menimbulkan suatu masalah bagi Indonesia. Masalah ini kebanyakan mengenai konflik etnis dan agama. Tentu saja konflik bukanlah hal yang baru, sebab setiap manusia dari berbagai negara, termasuk Indonesia hidup saling berdampingan dan bergantung dengan manusia konflik bisa terjadi akibat marginalisasi ekonomi ataupun kesalahpahaman mengartikan budaya dari suatu etnis kelompok masyarakat. Seperti yang pernah terjadi di Bengkayang, konflik antaretnis suku Dayak dengan suku Madura terjadi akibat dominasi suku Madura dalam hal ekonomi dan kesalahpahaman budaya Pamungkas, 2018. Alhasil mengakibatkan suku Madura diusir dan ditolak masuk ke Kalimantan selamanya. Selanjutnya, konflik agama bisa pula menimbulkan konflik antaretnis yang semuanya berawal dari hanya satu etnis saja yang berkonflik. Seperti tahun 1998-2000 terjadi konflik besar di Maluku, yakni kelompok beragama Islam dan kelompok beragama Kristen yang pada akhirnya meluas menjadi konflik antaretnis, antara kelompok masyarakat Ambon dengan kelompok masyarakat Bugis, Buton, dan Makassar. Alhasil menimbulkan kecurigaan terhadap etnis maupun agama tertentu yang ada di Maluku dan pada akhirnya membentuk polarisasi di masyarakat Harahap, 2018 42-43, Safi, 2017. Polarisasi inilah yang menjadikan masyarakat menjadi sulit untuk hidup harmonis di ruang yang sama. Namun, pada akhirnya konflik di Maluku berhasil diselesaikan dengan cara pendekatan budaya, yakni menghidupkan kembali kearifan lokal Pela Gandong di masyarakat Maluku. Kearifan lokal menurut Wijaya, dkk 2021 61 adalah perwujudan nilai-nilai karakteristik dari suatu masyarakat tertentu yang dibentuk melalui suatu kebiasaan dan pengetahuan yang secara turun temurun diwariskan. Senada dengan yang diutarakan oleh Sinapoy 2018 519, kearifan lokal adalah suatu cara hidup seseorang atau komunitas masyarakat dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan, baik dari lingkup ekonomi, lingkungan alam, sosial-budaya, politik, agama, pendidikan, dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut bisa ditarik benah merah bahwa, kearifan lokal adalah pandangan hidup dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang tercipta dari hasil proses adaptasi masyarakat dalam menyelesaikan segala permasalahan hidup yang diwujudkan ke dalam seperangkat hukum/aturan, pengetahuan, keterampilan, dan nilai serta etika yang mengatur tatanan sosial kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, kearifan lokal adalah wujud kebudayaan yang diperoleh dari warisan sosial yang diperoleh individu dari dengan kearifan lokal, konflik yang pernah terjadi di Maluku bisa terselesaikan dengan pendekatan budaya, yakni kearifan lokal Pela Gandong. Kearifan lokal Pela Gandong adalah suatu ikatan persaudaraan antara dua negeri, dua desa, ataupun dua pulau dari lintas agama, budaya yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan lainnya serta saling melindungi. Dengan kata lain, kearifan lokal Pela Gandong adalah kebudayaan yang bertujuan untuk saling melindungi antar agama serta budaya yang berbeda. Dan menurut masyarakat Maluku apabila kebudayaan Pela itu dilanggar atau tidak dilaksanakan maka suatu desa tersebut akan terkena suatu musibah. Kearifan lokal Pela Gandong berhasil menghilangkan polarisasi pada masyarakat Maluku, sehingga hubungan antartenis dan agama di Maluku kini membaik dan kehidupan berjalan dengan dalam hidup yang berbeda etnis kerap kali sulit untuk dilakukan, apalagi bila salah satu etnis tidak mengerti dan memahami tentang kebudayaan setempat. Namun berbeda dengan masyarakat di Pulau Enggano yang menjadikan keragaman sebagai suatu keunggulan meskipun pemerintah tidak memperhatikan masyarakat di pulau Enggano dan akses serta fasilias yang masih terbatas. Masyarakat di Pulau Enggano membuktikan bahwa perbedaan etnis dan agama bukanlah menjadi persoalan untuk dapat menjalani hidup bersama dengan damai di satu ruang yang sama. Mereka sangat terbuka dengan masyarakat pendatang, bahkan menjadikan masyarakat pendatang dari etnis Jawa, Melayu, Bugis, Batak, Minang, dan lain sebagainya sebagai satu suku tersendiri yang disebut dengan suku Kamay Sari, 2017 145. Masyarakat asli Enggano memeluk agama Kristen, namun ketika pendatang masuk ke Pulau Enggano agama mayoritas berubah menjadi agama Islam. Meskipun demikian, harmonisasi antaretnis dan agama di Pulau Enggano masih tetap terjaga lantaran kedua masyarakat tersebut memegang teguh dan mematuhi hukum adat yang ada. Hukum adat yang diwarisi oleh para leluhur masyarakat Enggano lebih mengedepankan sistem tolong menolong, norma-norma hukum adat, bentuk perkawinan adat, maupun sistem kekerabatan adat Muslih dkk., 2021 22. Sistem tolong menolong masyarakat Enggano dengan masyarakat pendatang diperlihatkan dari bagaimana masyarakat Enggano tidak membedakan etnis dan agama dalam membantu antar umat. Seperti halnya menyelesaikan permasalahan dengan melibatkan ketua-ketua adat, tokoh agama, maupun kepala suku dari suku pendatang. Selain itu, aktivitas saling menghadiri undangan apabila salah satu pihak merayakan hari besar. Dan membantu dalam pembuatan/perbaikan masjid ataupun gereja serta gotong royong dalam menggarap sawah pada saat musim panen. Semua itu tertuang dalam norma-norma hukum adat tertulis yang wajib dan dipatuhi oleh siapapun, apabila melanggar atau tidak melaksanakan hukum adat yang berlaku maka seseorang itu akan mendapatkan sanksi hukum adat. Dari hukum adat tersebut, masyarakat Enggano asli dan pendatang diikat untuk bisa hidup saling berdampingan dan menghindari segala konflik yang ada di masyarakat. Dengan demikian, kehidupan antaretnis dan agama di Pulau Enggano berjalan dengan harmonis tanpa adanya konflik yang bisa mencederai kondisi sosial studi kasus tentang masyarakat Enggano bisa ditarik kesimpulan bahwa, sesungguhnya kemajemukan suatu bangsa bukanlah menjadi persoalan untuk membangun relasi antaretnis terutama agama. Relasi antaretnis bisa berlangsung dengan harmonis apabila salah satu etnis bisa menghargai dan memahami budaya yang ada serta mengesampingkan ego pribadi atau kelompok. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
Kearifanlokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Contoh: hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.Artikel ini menerangkan tentang pentingnya kearifan lokal, juga memberikan informasi tentang 5 karakteristik kearifan lokal. — Indonesia menjadi negara dengan populasi terbanyak ke 4 di dunia. Ratusan juta masyarakatnya tersebar di ribuan pulau yang masuk ke dalam wilayah teritori Republik Indonesia. Persebaran masyarakat itu, kemudian membentuk kelompok-kelompok yang memiliki tradisi, bahasa, budaya, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Meski begitu, ragam budaya yang tersebar di Indonesia, selalu memiliki nilai-nilai yang baik untuk menjaga kedaulatan bangsa. Nah, pada artikel ini, kita akan membahas tentang kearifan lokal. Suatu pengetahuan yang erat hubungannya dengan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Menurut seorang ahli bernama I Ketut Gobyah, kearifan lokal adalah suatu kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah. Kearifan lokal adalah perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti yang luas. Bagi I Ketut, kearifan lokal adalah produk budaya masa lalu yang patut dijadikan pegangan hidup secara terus-menerus. Meskipun bernilai lokal, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. Setiap suku bangsa memiliki kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial budaya yang harus dilestarikan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, serta nasehat-nasehat leluhur untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia, bahkan alam tempat tinggalnya. Keberlangsungan kearifan lokal bisa tercermin di dalam nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat tersebut. Misalnya melalui pepatah, nyanyian, petuah-petuah, tarian, atau bahkan semboyan. Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam kelompok masyarakat, akan menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan. Kita bisa melihatnya melalui perilaku sehari-sehari mereka. Baca juga Pendekatan Kearifan Lokal dalam Pemberdayaan Komunitas Nah, kearifan lokal, juga bisa menggambarkan sebuah fenomena yang menjadi ciri khas suatu kelompok masyarakat. Misalnya seperti pepatah yang sering kita dengar dari masyarakat lokal Jawa Timur “Rawe-rawe rantas, malang-malang putung” atau masyarakat Jawa Tengah “Alon-alon asal klakon” dan banyak lagi. Pada intinya, kearifan lokal adalah suatu hal atau tindakan yang dianggap baik oleh masyarakat. Jika tidak baik, maka secara perlahan, ia akan hilang. Namun, adat yang tidak baik, juga bisa terjadi jika adanya pemaksaan dari penguasa atau pemerintah setempat. Bila itu terjadi, maka hal itu akan tumbuh tidak secara alami, melainkan dipaksakan. Contoh kearifan lokal yang baik dan berlangsung terus menerus, seperti Hutan Adat Desa. Pada salah satu desa di kecamatan Kampar, yaitu Desa Rumbio, Provinsi Riau, masyarakatnya dibentuk untuk melestarikan hutan secara bersama-sama. Jika tidak, misalnya sampai ada yang menebang pohon di hutan tersebut, maka akan dikenakan denda sebesar beras 100 kg atau setara uang Rp Kita bisa menemui contoh kearifan lokal seperti itu di banyak daerah. Sebuah nilai-nilai baik yang mentradisi dan menjaga hal buruk datang ke dalam kelompok masyarakat tersebut. 5 Karakteristik Kearifan Lokal Untuk menjaga eksistensi budaya, tradisi, dan kekayaan alam yang dimiliki, baik masyarakat adat, maupun kelompok masyarakat lainnya, akan mempertahankannya dengan menunjukkan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki. Nah, kearifan lokal juga memiliki karakteristik yang akan membuat kearifan lokal tersebut dapat berfungsi di dalam masyarakat. 1. Kearifan lokal sebagai pemberi arah perkembangan budaya. Kearifan lokal sebagai pemberi arah perkembangan budaya berarti kearifan lokal menjadi salah satu alat untuk mengarahkan masyarakat setempat lokal agar tetap berperilaku sesuai dengan perkembangan budayanya, meskipun terjadi berbagai perubahan yang berkaitan dengan perkembangan kondisi sosial masyarakat. Dengan karakteristik ini, masyarakat cenderung menjaga nilai-nilai lokal yang mereka miliki dan menerapkan cara hidup yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. 2. Kearifan lokal sebagai alat kontrol sosial. Kearifan Lokal sebagai alat kontrol sosial berarti kearifan lokal menjadi alat yang mampu menjaga agar masyarakat memiliki tanggung jawab akan keberlangsungan kehidupan dan hubungan sosial masyarakat setempat agar tidak hilang, begitupun dengan kebudayaan maupun tradisi yang sudah ada sejak dahulu agar tidak tergerus oleh kebudayaan asing maupun zaman. 3. Kearifan lokal sebagai pertahanan budaya. Kearifan lokal sebagai pertahanan budaya, berarti kearifan lokal memiliki karakteristik yang mampu menjaga kebudayaan asli masyarakat dari perkembangan zaman maupun pengaruh budaya luar atau asing. Dengan adanya kearifan lokal, nilai-nilai, tradisi dan kebudayaan di masyarakat akan tetap terjaga dan lestari. Sehingga masyarakat dapat hidup sesuai dengan kearifan yang dimiliki oleh masyarakat setempat. 4. Kearifan lokal sebagai alat akomodasi budaya luar. Kearifan lokal sebagai alat akomodasi budaya luar berarti kearifan lokal mampu memilih dan menyesuaikan kebudayaan mana yang cocok dengan kebudayaan asli masyarakat. Karakteristik ini menunjukkan bahwa kearifan lokal tidak selalu menunjukkan cara hidup masyarakat yang tradisional, tetapi juga adaptif dan dapat menerima berbagai perkembangan dan perubahan yang ada. 5. Kearifan lokal sebagai penyatu kebudayaan. Kearifan lokal sebagai penyatu budaya di sini berarti kearifan lokal mampu menyatukan budaya asli masyarakat setempat dengan budaya lain sehingga membentuk identitas kebudayaan nasional. Penyatuan budaya lokal dengan budaya lain tersebut dapat terjadi karena kearifan lokal masyarakat Indonesia itu sendiri yang mengedepankan rasa toleransi dan saling menghormati, hingga hasil dari proses penerimaan kebudayaan tersebut berwujud pada terbentuknya identitas kebudayaan nasional pada suatu bangsa. Pentingnya nilai-nilai kearifan lokal pada kehidupan masyarakat, ternyata tidak hanya terletak pada ranah kegiatan sosial, budaya, dan politik, melainkan juga pada ranah pendidikan. Paulo Freire, seorang tokoh pemikir pendidikan mengatakan bahwa, kearifan lokal akan mengajarkan peserta didik untuk selalu konkret pada apa yang mereka hadapi. Dalam bukunya yang berjudul Cultural Action for Freedom’, Ia menyebut, dengan dihadapkannya peserta didik pada problem dan situasi yang dihadapi, mereka akan merasa lebih tertantang untuk kemudian menanggapinya secara kritis. Maka dari itu, Freire menegaskan bahwa sangat diperlukan adanya integrasi ilmu pengetahuan dengan kearifan lokal. Nah, gimana? Apakah kamu sudah jelas tentang apa itu kearifan lokal dan mempelajari detail karakteristik kearifan lokal? Sebenarnya masih banyak lagi hal menarik yang bisa kamu dapat tentang kearifan lokal. Kamu bisa melengkapi pengetahuan kamu hanya dengan belajar di aplikasi Ruangguru. Kamu bisa berlangganan ruangbelajarplus, kamu akan mendapat journey video belajar, live teaching, konsultasi minat bakatmu, dan juga berlatih dengan banyaknya latihan soal. Jadi, yuk berlangganan, dan buat belajarmu menjadi lebih menyenangkan. Referensi Friere, Paulo. 1977. Cultural Action for Freedom. Massachussets Penguin Books. Kymlicka, Will. 2002. Kewargaan Multikultural. Jakarta LP3ES. Mariane, Irene. 2014. Kearifan Lokal Pengelolaan Hutan Adat. Jakarta PT Raja Grapindo Persada.
Menguasaitentang keragaman budaya dan kearifan lokal yang ada di Indonesia serta upaya melestarikannya. Tujuan Pembelajaran. Dengan mengamati gambar peta Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi hubungan antara banyaknya suku bangsa dengan kondisi wilayah di Indonesia dengan benar.
Kearifan lokal berkaitan erat dengan kondisi geografis suatu masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal menjadi modal utama dalam mengarungi kehidupan masyarakat, contohnya …. A. mengadakan pemilihan kepala daerah yang calonnya adalah putra daerah B. membangun masyarakat tanpa merusak tatanan sosial dengan lingkungan sosial C. membangun lingkungan yang tertata sesuai dengan kebutuhan mayoritas masyarakat D. melakukan upaya memperbaiki tingkat ekonomi masyarakat sekitar lingkungan E. melakukan kerja sama dengan komunitas lain untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besarPembahasanNilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal menjadi modal utama dalam mengarungi kehidupan masyarakat, contohnya membangun masyarakat tanpa merusak tatanan sosial dengan lingkungan B-Jangan lupa komentar & sarannyaEmail nanangnurulhidayat terus OK! 😁DampakPositif dan Negatif Perkembangan Teknologi Dampak Positif Perkembangan Teknologi Bidang Pendidikan. Saat ini bidang pendidikan sangat terbantu dengan kemajuan teknologi yang terjadi. Kondisi pandemi yang terjadi tidak memungkinkan terjadinya tatap muka dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar.Keanekaragamangenetik (didalam jenis) mencakup keseluruhan informasi genetik sebagai pembawa sifat keturunan dari semua makhluk hidup yang ada. Keanekaragaman jenis berkaitan dengan keragaman organisme atau jenis yang mempunyai ekspresi genetis tertentu. Sementara itu, keanekaragaman ekosistem merujuk pada keragaman habitat, yaitu tempat
Setelahdilakukan penelitian dan di gali, ternyata terdapat satu buah candi induk dan tiga buah candi perwara. Candi tersebut bercorak agama Hindu. Dikarenakan di temukan patung Lingga dan Yoni. Kearifan lokal masyarakat di sekitar candi sangatlah beraneka ragam. Kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai, pandangan-pandangan